Aku mencintai ibuku
Ketika aku berusia 6 tahun, aku bertanya kepada ibu,
ibu… dimanakah Allah itu berada?
Wujudnya seperti apa?
Apakah Allah makan dan minum?
Apakah Allah pernah merasakan kedinginan di atas sana?
Kemudian ibunda tercinta menjawab tanpa ragu,
Allah Maha Perkasa berada setiap engkau menghadapkan wajahmu kemanapun, keberadaannya lebih dekat daripada urat lehermu anakku,
Wujudnya
tidak boleh kau simbolkan tetapi keMaha Agungannya bisa kau lihat dan
rasakan yang ada didalam dirimu dan segala ciptaan yang ada didepan
matamu,
Allah
tidak pernah kelaparan dan kehausan, Allah tidak seperti manusia, Dia
tidak membutuhkan apapun tetapi Dia sangat dibutuhkan oleh siapapun,
dan Dia tidak pernah mengeluh kedinginan ataupun kepanasan.
Begitu
polosnya aku ketika itu. Sebelum aku bertanya pada ibu, pikiranku
terhadap pertanyaan pertanyaan itu sering muncul, beruntungnya aku
memiliki ibu yang bijak dan sabar, Alhamdulillah.. sampai saat ini dia
selalu memberikan teladan yang baik bagiku.
ibu juga pernah berpesan kepadaku,
“jika
kamu ingin menjadi orang soleh, mulailah kebaikan kebaikan itu dari
dirimu sendiri, lihat dan bercerminlah pada diri dari perilaku orang
lain, ambil yang baik dan lupakan yang buruk dari mereka, yakinlah akan
kekuasaan Allah yang akan berikanmu kemudahan untuk menjadi khalifah
yang baik, dan ingatlah satu hal ‘hindari ghibah (membicarakan orang
lain), kasihanilah dirimu sendiri’ ”.
Aku
mencintai ibuku karena dia memberikan teladan yang baik padaku,
teladan yang menjadikanku damai, dan juga karena dia
mengandungku selama lebih dari 9 bulan dan menyapihku selama lebih dari 2
tahun, bundaku yang memberikan sebagian jiwanya padaku.
Semoga doa doaku untuk ibuku terkabul.. Amin..