TUGAS
MANAJEMEN PROYEK & MANAJEMEN RESIKO
Disusun Oleh:
Nama : PRASETYAWAN AURIANTO
NPM : 2A113888
Kelas : 2KB07
MANAJEMEN PROYEK
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu
dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara konkrit serta harus
diselesaikan dalam waktu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan
alat–alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan
kerjasama yang berbeda dari yang biasanyadigunakan.
Sedangkan pengertian manajemen yaitu sebagai suatu proses,melihat bagaimana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen.
Sedangkan pengertian manajemen yaitu sebagai suatu proses,melihat bagaimana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen.
MANAJEMEN
RISIKO
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi
lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Konsep
manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan
kesehatan.
Tujuan
dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan
ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai
kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada
dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian
maupun ‘accident’.
SYARAT
MANEJEMEN RISIKO
Tujuan
Tujuan dari
bagian ini adalah untuk menggambarkan proses formal (harus dilakukan) untuk
menjalankan sebuah program manajemen risiko yang sistematik.
Perkembangan dari
kebijakan manajemen risiko sebuah organisasi dan mekanisme pendukungnya
diperlukan untuk memberikan pola kerja dalam menjalankan program manajemen
risiko yang rinci dalam sebuah proyek atau tingkat sub-organisasi.
Kebijakan Manajemen
Risiko
Eksekutif
organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan kebenaran dari kebijakan
manajemen risikonya, termasuk tujuannya untuk apa, dan komitmennya. Kebijakan
manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi,
objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen
akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan
di setiap tingkatan organisasi.
Perencanaan Dan
Pengelolaan Hasil
1. Komitmen
Manajemen.
Organisasi
harus dapat memastikan bahwa:
a. Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai
dengan standar
b. Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke
manajemen organisasi, agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai dasar (acuan) dalam pengambilan keputusan.
2. Tanggung jawab dan kewenangan
Tanggung
jawab, kekuasaan dan hubungan antar anggota yang dapat menunjukkan dan
membedakan fungsi kerja didalam manajemen risiko harus terdokumentasikan
khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Tindakan
pencegahan atau pengurangan efek dari risiko.
b. Pengendalian
yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas yang masih dapat
diterima.
c. Pencatatan
faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan manajemen risiko.
d. Rekomendasi
solusi sesuai cara yang telah ditentukan.
e. Memeriksa
validitas implementasi solusi yang ada.
f. Komunikasi
dan konsultasi secara internal dan eksternal.
3. Sumber
Organisasi
harus dapat mengidentifikasikan persyaratan kompetensi sumber daya manusia
(SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualifikasi SDM perlu
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan pekerjaannya seperti
pelatihan manajerial, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar